Banyak Wanita Lajang di Singapura Mulai Bekukan Sel Telur
Wanita lajang di Singapurabanyak yang kini memilih membekukan sel telur mereka di pusat kesuburan. Bahkan jumlah wanita yang mendaftar untuk membekukan sel telurmereka mengalami peningkatan dua kali lipat dalam beberapa bulan terakhir.
Aturan pembekuan sel telur yang kini dilonggarkan di negara itu kemungkinan besar jadi alasan utama banyak wanita muda membekukan sel telur mereka.
Pada Juni 2023 lalu, Singapura memang mengeluarkan aturan baru yang isinya mengizinkan wanita usia 21 dan 37 tahun menjalani prosedur pembekuan sel telur.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pilihan Redaksi
|
Setiap tangki dapat menyimpan sel telur manusia dari sekitar 160 wanita. Mereka dibekukan dengan nitrogen cair pada suhu konstan -196 derajat Celcius.
Bukan hanya Fertility clinic Monash IVF Singapore, Thomson Medical Center juga menyediakan prosedur pembekuan sel telur. Bahkan dalam lima bulan terakhir telah ada 70 prosedur pembekuan sel telur yang dilakukan di tempat ini.
Klinik tersebut mengatakan sebagian besar pasien yang menjalani proses ini adalah wanita lajang berusia pertengahan 30-an.
Para wanita ini memiliki cita-cita untuk memulai sebuah keluarga sendiri pada tahap selanjutnya atau berbeda dalam hidup mereka.
Meskipun para lajang memiliki pilihan untuk membekukan sel telurnya, aturan pernikahan tetap berlaku. Sebab hanya pasangan yang menikah secara sah yang dapat menggunakan sel telur beku tersebut untuk berkembang biak.
Tetap tak boleh menunda punya anak
Meskipun aturan pembekuan sel telur di Singapura semakin longgar, dokter tetap menyarankan para wanita tidak menunda kehamilan mereka.
Dokter pendiri Monash IVF Singapura, Suresh Nair mengatakan klinik tersebut meluangkan waktu untuk menasihati setiap pasien mengenai pro dan kontra pembekuan sel telur. Mereka juga mendorong wanita tetap memulai sebuah keluarga lebih awal.
"Penekanan utama kami adalah melihat keadaannya dan mendorongnya untuk tidak menunda melahirkan anak (kecuali) karena alasan medis. Permintaan masuk akal lainnya adalah jika pasien belum menemukan seseorang yang cocok untuk memulai sebuah keluarga," ujarnya.
Hal ini bukan tanpa alasan. Sebab pembekuan telur hanyalah langkah awal dan keberhasilannya juga bergantung pada usia mereka yang menggunakannya.
Berapa biayanya?
Setiap orang yang ingin membekukan sel telur mereka akan dikenai biaya sekitar S$10.000 (US$7.500) atau setara Rp116 juta. Harga tersebut belum termasuk biaya penyimpanan tahunan untuk telur.
Para dokter juga mengatakan bahwa meskipun melahirkan anak di usia yang lebih muda masih lebih bermanfaat, undang-undang baru ini juga telah memberikan perempuan pilihan lain dalam hidup mereka.
"Saya pikir hal ini sangat memberdayakan perempuan muda untuk memiliki pilihan memikirkan kesuburan di kemudian hari. Ini seperti membeli polis asuransi,
Mereka berharap mereka tidak perlu menggunakannya. Tapi setidaknya telur mereka dibekukan, jadi lain kali jika mereka benar-benar membutuhkannya, mereka punya beberapa pilihan," kata Anupriya Agarwal, dokter dari Mount Elizabeth Fertility Centre.
(tst/pua)-
VIDEO: Tuna Sirip Biru Terjual Rp12 Miliar di Pelelangan TokyoFOTO: Nenek 102 Tahun Penerjung Payung Tertua di InggrisGegara Hal Sepele, Pemuda Ribut di Kuliner JST Kemayoran sampai Pemilik Warung HisterisRabu Wekasan, Apakah Terjadi pada Setiap Bulan?Dokter Bagikan Tips Aman Gunakan Tester Makeup di MalKelewat Nekat! Maling Motor NMAX di Menteng Wadas Beraksi Jam 8 Pagi, Muka Pelaku Terekam Jelas CCTVNaik! Hasil Jasa Asuransi TUGU Tembus Rp228 Miliar Usai Terapkan PSAK 117Tantangan Dito Mahendra Dijawab Bareskrim: Ingin BukaEfisiensi Anggaran Berdampak pada Industri Perhotelan, Ketum Kadin Anindya Bakrie Buka SuaraKelewat Nekat! Maling Motor NMAX di Menteng Wadas Beraksi Jam 8 Pagi, Muka Pelaku Terekam Jelas CCTV
下一篇:Jawaban BYD Brasil yang Dituding Melakukan Praktik Perbudakan
- ·Di Balik 3 Harimau Mati: Medan Zoo Utang Pakan Satwa, Staf Tak Digaji
- ·Kemenkop Perkuat Peran Koperasi Desa untuk Dorong Ekonomi Lokal
- ·Sudah Dua Bulan Cuaca Panas Ekstrem Melanda Indonesia, Kapan Akan Berakhir? Ini Prediksi BMKG!
- ·Sri Mulyani Bawa Kabar Baik: APBN April Cetak Surplus Lagi!
- ·7 Rekomendasi Taman di Jakarta Timur yang Cocok untuk Keluarga
- ·Indodax Tunjuk William Sutanto sebagai CEO Gantikan Oscar Darmawan
- ·Bimo Wijayanto Resmi Gabung di Kementerian Keuangan, Jadi Dirjen Pajak?
- ·Petisi Bersama Pelaku Usaha Industri Tekstil Menolak BMAD Benang POY dan DTY
- ·Tak Cuma Durasi, Tidur Terjadwal Penting untuk Kurangi Risiko Kematian
- ·Sri Mulyani PD Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Capai 5,8% di 2026
- ·Riski Apes, Main ke Kos Sepupu Pulangnya Dibacok Pria Misterius, Muka Sobek Nyaris Kena Mata
- ·Azis Dikabarkan Sudah Jadi Tersangka, Golkar: Lagi Isoman COVID
- ·Indahnya Masjid Omar Ali Saifuddien, Tempat Akad Nikah Pangeran Mateen
- ·Pramugari Ingatkan Penumpang Tak Lepas Alas Kaki di Pesawat, Kenapa?
- ·Bercinta Ditolak Sabit Bertindak, Kakek di Ngawi Bacok Istri Lalu Bunuh Diri
- ·FOTO: Menyembuhkan Penyakit Lewat Terapi Sengat Lebah di Irak
- ·Mengintip Detail Royal Wedding 10 Hari Pangeran Abdul Mateen
- ·Viral Putih Telur Berwarna Merah Muda, Jangan Dimakan
- ·Awas, Jangan Konsumsi 7 Makanan Ini Bersamaan dengan Pepaya
- ·Alasan KPK Tangkap Paksa SYL: Ada Komunikasi Tak Akan..
- ·Heboh THR dan Gaji ke
- ·Azis Dikabarkan Sudah Jadi Tersangka, Golkar: Lagi Isoman COVID
- ·Struktur TKN Prabowo
- ·Turis dan Warga Lokal Barcelona Saling Ejek via Grafiti hingga Medsos
- ·Bisakah Hubungan Seks Mengubah Siklus Menstruasi?
- ·INTIP: Deret Buah yang Bisa Usir Perut Buncit
- ·FOTO: Kota Es Harbin China dan Lonjakan Turis Saat Libur Tahun Baru
- ·Hormati Demo Ojol, Istana Sebut Akan Dengar Aspirasi
- ·Pasangan AMIN Jadi yang Pertama Daftar Capres Cawapres di KPU
- ·Hormati Demo Ojol, Istana Sebut Akan Dengar Aspirasi
- ·Kapan Puasa Rajab 2024 Dimulai?
- ·Rabu Wekasan, Apakah Terjadi pada Setiap Bulan?
- ·Maskapai Ini Bikin Anak 14 Tahun Telantar Sendirian di Negara Berbeda
- ·Rabu Wekasan, Apakah Terjadi pada Setiap Bulan?
- ·FOTO: Surga Pernak
- ·VIDEO: Pertemuan Paus Fransiskus dan Meru, Anak Pengidap Kanker Otak