Alasan KPK Gandeng Ahli Isyarat Hingga Bahasa Dalam Pemeriksaan Enembe
JAKARTA,quickq老版本下载 DISWAY.ID- Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) masih terus mendalami kasus dugaan suap dan gratifikasi yang dilakukan oleh Gubernur Papua Lukas Enembe.
Dikarenakan masih dalam kondisi perawatan, KPK akan menggunakan metode khusus untuk menggali keterangan Enembe dan KPK gandeng ahli isyarat hingga bahasa.
"Ada ahli bahasa, isyarat, semua digunakan dalam rangka percepatan penyelesaian tindak pidana korupsi LE," kata Ketua KPK, Firli Bahuri dalam konferensi pers di RSPAD Gatot Subroto, Rabu, 11 Januari 2023.
BACA JUGA:Kondisi Lukas Enembe Mulai Stabil Usai Dirawat di RSPAD, KPK Lanjutkan Pemeriksaan?
BACA JUGA:Haji Haryanto Murka Gegara Rian Mahendra Getol Main Game, Awas Ini Deretan Game Online yang Terindikasi Judi
Firli mengatakan, proses ini dalam rangka mempercepat penyelesaian perkara tindak pidana korupsi tersangka Lukas Enembe.
Diketahui, KPK sendiri telah menetapkan Gubernur Papua Lukas Enembe (LE) sebagai tersangka kasus dugaan suap terkait proyek pembangunan infrastruktur. Lukas ditetapkan sebagai tersangka bersama Bos PT Tabi Bangun Papua (PT TBP), Rijatono Lakka (RL).
Enembe akan ditahan selama 20 hari terhitung mulai 11 Januari sampai 30 Januari 2023 di rumah tahanan (rutan) KPK Pomdam Jaya Guntur.
BACA JUGA:Wow! KPK Duga Lukas Enembe Terima Suap Rp 10 Miliar
BACA JUGA:CATAT 4 Pertanda Kartu Keluarga Ini Bisa Bikin Gagal Terima Bansos PKH 3 Juta, Simak Baik-baik Jangan Sampai Menyesal
Lukas Enembe ditetapkan sebagai tersangka penerima suap, sedangkan Rijatono ditetapkan sebagai tersangka pemberi suap.
Enembe diduga menerima suap sebesar Rp1 miliar dari Rijatono, di mana suap itu diberikan karena perusahaan Rijatono dimenangkan dalam sejumlah proyek pembangunan di Papua.
Sedikitnya, ada tiga proyek di Papua bernilai miliaran rupiah yang dimenangkan perusahaan Rijatono Lakka untuk digarap.
Ketiga proyek tersebut yakni, proyek multi years peningkatan jalan Entrop-Hamadi dengan nilai proyek Rp14, 8 Miliar.
- 1
- 2
- »
下一篇:Alasan Kenapa Harus Aktifkan Mode Pesawat dalam Penerbangan
相关文章:
- Muhammadiyah Sebut Tak Perlu Ada Pengganti Gus Miftah Sebagai Utusan Khusus Presiden
- Polisi Gandeng PPATK Telusuri Aliran Dana Kasus Judi Daring
- Cara Buat Visa Amerika Serikat, Syarat dan Biayanya
- Muhammad Arif Rahman Terpesona Jejak Sejarah Islam di Spanyol
- Banyak Dicari di Google Sepanjang 2023, Apa Arti 'Pick Me'?
- Sudah Dihujat Habis
- Soal Lukas Enembe yang Dibilang Sakit
- Resep Ubi Brulee, Kuliner Viral yang Bikin Erina Gudono Ngidam
- Ini yang Terjadi Saat Insentif Mobil EV Dicabut, Penjualan Anjlok Parah
- DKPP Periksa Bawaslu RI Atas Dugaan Langgar Kode Etik
相关推荐:
- Kesalahan dalam Makan Seafood yang Bikin Kamu Gagal Diet
- Cara Meningkatkan Daya Ingat di Usia 30
- Muhammad Arif Rahman Terpesona Jejak Sejarah Islam di Spanyol
- FOTO: Nenek 90 Tahun Pecahkan Rekor Lari Cepat
- NYALANG: Sepotong Senja di Lengkung Langit Toulouse
- KPK Bakal Berikan Lampu Hijau Buat Lukas Enembe Berobat ke Singapura, Asalkan . . .
- Memasuki Usia 50
- 3 Makanan yang Tidak Boleh Dikonsumsi Bersamaan dengan Singkong Rebus
- FOTO: Pernak
- 75 Tahun Bersahabat, Indonesia
- 5 Cara Menghilangkan Earworms, Saat Lagu Terngiang di Kepala
- Tak Perlu Dijemur, 3 Cara Mengeringkan Kasur Ini Layak Dicoba
- 7 Makanan Penambah Energi untuk Orang yang Sedang Sakit
- Catatan Imparsial: 3 Tahun Terakhir Pelanggaran Beragama Turun, Apresiasi Peran Polri
- INFOGRAFIS: Secang, Kayu Merah Kaya Khasiat
- Covid Mengamuk Lagi, Ini 3 Manfaat Vaksin Booster Covid
- Bali Jadi Destinasi Bulan Madu Terbaik di Dunia 2024
- Laporan Pertama di Dunia, Pita Suara Remaja AS Lumpuh Akibat Covid
- Sebarkan Kebahagian Bersama Fantasy Care 2023
- Pendaftaran Bintara Bakomsus Polri 2025 Dibuka Hari Ini, Cek Syarat dan Cara Daftarnya